Langsung ke konten utama

Pengaruh Lingkungan Terhadap Pembelian Fujifilm X-A10

Hai! Kali ini saya akan membahas salah satu influence atau pengaruh terhadap keputusan individu dalam membeli barang diatas harga 5 juta. Pengaruh ini sangat penting dalam mempelajari perilaku konsumen dalam melakukan pembelian terhadap suatu barang. Ada 3 faktor yang dapat mempengaruhi keputusan sebuah individu, yaitu lingkungan, budaya, dan bawaan psikologi dari individu tersebut. Untuk analisa hari ini, saya akan melihat dari sudut pandang lingkungan atau environment. 

Kita sebagai manusia setiap harinya dipengaruhi oleh semua yang ada di sekitar kita, mulai dari teman, keluarga, iklan, tren, selebriti, harga, pengalaman, serta status. Semua ini disebut dengat faktor lingkungan dalam pengaruh terhadap suatu individu.

Barang dibawah ini, adalah salah satu pembelian saya yang terpengaruh besar oleh lingkungan sekitar. Barang ini adalah sebuah kamera, tepatnya Fujifilm X-A10 yang dibanderol seharga 6 jutaan. Ini adalah kamera mirrorless yang mudah dibawa kemana - mana dan memiliki tilting screen atau layar yang bisa dibalik, memudahkan saya untuk melakukan selfie dengan kamera ini. 

Saya pertama - tama melihat kamera ini di sosial media, yaitu Instagram dan juga Youtube. Banyak orang apalagi traveller menggunakan kamera ini. Bisa dibilang, brand appearance produk ini muncul di sosial media, membuat saya masuk pada tahap aware dan mengetahui keberadaan produk ini. 

Lalu, bentuknya pun menarik, bergaya vintage dan bisa melengkapi gaya dan outfit saya. Ini membuat saya sangat menyukai dan langsung mencari informasi tentang kamera ini ketika di toko kamera. Saya membeli kamera ini di Ambassador, yang adalah salah satu pusat penjualan barang elektronik. Disana, saya ditawari banyak kamera, mirrorless merk lain bahkan juga berbagai SLR, namun karena sudah melihat tren dan bentuknya yang cocok, saya sudah memiliki preference untuk memilih Fujifilm X-A10 dan bersikeras membeli kamera ini.

Ternyata, ketika bertanya -tanya dengan penjualnya, Fujifilm ini memiliki sistem yang sangat modern dengan exterior yang terlihat vintage. Kamera ini memiliki built-in wifi yang bisa langsung mentransfer foto ke handphone dan laptop. Ternyata, memang kamera ini dibuat dengan tujuan memenuhi kebutuhan generasi sosial media yang sangat suka mengambil foto, selfie, dan mengunggahnya dengan cepat. Maka dari itu saya pun langsung ke tahap purchase yaitu pembelian.

Saya rasa, kekuatan terkuat dari pengaruh lingkungan ada di tahap awal dari hirarki efek komunikasi, yaitu di tahap aware. Dengan adanya tren dan banyaknya tokoh-tokoh sosial media memakai kamera ini, membuat saya ingin tahu lebih lanjut tentang kamera ini, dan merasa on-trend apabila memiliki kamera ini. 





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teh Kotak Jasmine Tea - My Big Fat Competitor

Kalau dengar yang namanya Teh Kotak, pasti tau kan bagaimana bentuknya, Ya, dengan bentuknya yang kotak, produk ini adalah minuman teh siap minum yang dikemas didalam kotak. Kemasannya berwarna coklad dan merah dengan tulisan Teh Kotak yang besar dan terlihat. Diatasnya ada logo tangan yang memegang daun teh, seakan baru saja dipetik daun tehnya. Bila kita sering melihat minuman teh dakam botol, kali ini Teh Kotak menawarkan sensasi kesegaran teh asli didalam kotak. Kali ini, mari kita menganalisa 4P Marketing Mix dari produk Teh Kotak Jasmine Tea. PRODUCT Teh Kotak diproduksi oleh PT. Ultrajaya Indonesia dengan proses produksi seperti berikut: daun teh direbus dan dicampur dengan gula, kemudia di sterilisasikan melalui proses UHT dengan pemanasan cepat menghilangkan bakteri. Kemudian di kemas dalam kotak dengan 6 lapisan  karton yang terdiri dari lapisan polyethylene plastic, allumunium foil, dan kertas untuk melindungi dari sinar ultra violet, udara, dan bakteri yang mungkin

Analisa Iklan Marlboro Man 1968

Dalam sebuah print ad, biasanya memiliki beberapa elemen - elemen seperti Headline, Image, Copy, Slogan dan Logo. Berikut penjelesan elemen - elemen tersebut: Selain elemen - elemen dalam print advertising diatas, analisa juga bisa dilakukan pada elemen desain yang ada pada iklan tersebut.  Primary Features Color : Analogous Color - Maroon - Brick Red - White - Cream - Gold - Forest Green  Dimensions : Sedikit memiliki ruang antara tempat berdiri si koboi dengan backgroundnya, terlihat dari dasar yang Ia pijaki yaitu jerami diatas rumput. Line : Adanya garis – garis di Gudang sebagai salah satu ciri khas pintu Gudang. Shape : Adanya tipografi dan beberapa bentuk di iklan ini. Seperti produk rokok yang 3D dan berbentuk kotak sebagai packaging untuk rokok - rokok yang berbentuk silindris. Texture : Jerami yang terlihat kering, celana bahan yang terlihat dari warna dan karakter lipatannya dan bajunya yang juga memiliki lipatan, Gudang mer

Kittu Kitsu - Analisa Produk KitKat di Jepang

Hai! Kali ini mari kita membahas tentang satu produk coklat internasional yaitu KitKat. KitKat adalah produk bar coklat yang dikeluarkan Nestle pada tahun 1953 di Inggris. KitKat identik dengan rasa originalnya,  milk chocolate bar dengan packaging merahnya. Tapi tentu saja, seiring berjalannya waktu, KitKat diseluruh dunia memiliki varian bentuk dan rasa, seperti KitKat Minis, atau Matcha KitKat. Seperti di Jepang, produk KitKat memiliki arti yang sangat sentimen berkat strategi marketingnya. KitKat dapat dibaca sebagai “Kitto Katsu”, yang artinya “pasti menang”. Berbeda dengan tagline KitKat yang biasa kita dengar, yaitu "Have a Break, Have a Kitkat", hal ini dikarenakan tagline ini tidak memberikan arti dan dampak yang sama pada konsumen di Jepang. Pada akhirnya, tim marketing KitKat pun lebih menggunakan kalimat Kitto Katsu, yang sering digunakan ketika menyemangati atau mendoakan kesuksesan. Nestle pada akhirnya memanfaatkan penggunaan kalimat ini dengan me